Wednesday 16 March 2011

Issue Tondang tidak sama dengan Purba (3)

TONDANG pakon PURBA serupa tp tak sama. Naha menurut nasiam..???

ARiythamora Mambahen-LuTu He-Tondang : menurutku Tondang itu bangian dr purba. Krn yg kt kthui Purba itu terdiri dr beberapa jenis n salah satuny adalah kita TONDANG. Ntulah yg saiia ketahui..

Juan Tondang : Darson* anggo bai adat boi sadalan boi lang, anggo ada maruddut mbia. @Arita* marpanukun lobe au, status mu' daboru atap dalahi???. Tongondo hatamu ai Tondang bagian dr Purba, tp tetap do ai terpisah. Mase ?? Anggo huidah bai pesta pori marpesta...

Halomoan Tondang Menurut Tokoh Simalungun yakni Muhar Omtotok, bahwa Marga-marga yg di Simalungun banyak cabangnya yakni :
Marga Sinaga mengenal beberapa cabang marga dengan kategori berikut:

1. Cabang asli Simalungun, yaitu Dadihoyong, Porti, Simaibang, dan Simanjorang

2. Cabang dari Toba, yaitu Bonor (Pande, Suhut ni Huta atau Sidasuhut), Uruk, Oppu Ratus. Lalu... ada beberapa marga lain yang dahulu pada masa eksisnya kerajaan-kerajaan Simalungun berafiliasi dengan marga Sinaga, di antaranya seperti Sipayung, Silalahi, Sihaloho, Sitorus, Sirait, Butar-Butar, Manurung, Sinurat, dan lain-lain.

Marga Purba mengenal beberapa cabang, yaitu:

1. Cabang asli Simalungun meliputi Tambak, Sidasuha, Sidadolog, Sidagambir, Siborou, Sigumonrong, Silangit, Sihala, Tua, Tanjung, Tondang, Tambun Saribu, dll

2. Cabang dari Pakpak, yaitu Pakpak (dari Tungtung Batu) dan Girsang (Lehu).

3. Cabang dari Toba yaitu Manorsa, cabang marga ini hanya dijumpai di daerah Haranggaol. Sementara itu, untuk marga Purba Toba yang banyak bermukim di daerah Dolok Sanggul juga mengenal beberapa cabang, seperti Sigulang Batu, Parhorbo, dan Pantom Hobon.

Kaitan antara marga Purba Simalungun dengan Purba Toba ini, penulis berpendapat keduanya berasal dari satu keturunan, namun saya belum mampu menguraikan siapa yang lebih dulu ada di antara keduanya. Purba yang dikaitkan dengan Simamora, Manalu, Debataraja, Rambe, dan Lumban batu, penulis berpendapat mereka tidak ada hubungan satu sama lain.

Sebagaimana halnya marga di atas, marga Saragih juga mengenal cabang-cabang dengan kategori berikut:

1. Cabang asli Simalungun, yaitu Sumbayak, Garingging, Sidasalak, Sidajawak.

2. Cabang dari Toba, yaitu Turnip, Siadari, Sijabat, Sidauruk, Simanihuruk, Sinapitu, Siallagan, Sitio, Sidabutar, Sidabalog, Simarmata, Sitanggang, Ruma Horbo (di Simalungun membentuk cabang baru yaitu Simaronggang) , Tamba, dan Sidabaho (Naibaho), dll.

3. Cabang dari Karo, yaitu Munte.

4. Lalu beberapa cabang yang belum diketahui secara pasti keberadaannya apakah sebagai cabang asli atau pendatang seperti Sidamuntei, Parmata, Sidapulou, dan Simatondang.

Demikian juga marga Damanik mengenal beberapa cabang, yaitu:

1. Cabang asli Simalungun, yaitu Rappogos, Malayu (asal marga Malau), Barotbot, Usang, Bayu, Sola, Sarasan, Rih, Hajangan, Simaringga, dll.

2. Cabang dari Toba, yaitu: Manik (Raja), Malau, Gurning, Tomog, Ambarita (Bariba), Limbong, Sagala, dll.
Juan Tondang berarti masih tanda tanyaklah pangi ya' alias belum jelas hubungan TONDANG / PURBA?
Halomoan Tondang Saya akan coba wacana Saya :Raja Purba yg dimaksud dalam kontek ini adalah Tuan Parultop Ultop, Raja Purba yang Pertama yang diakui oleh Belanda, Karena Kerajaan yg berkuasa pada waktu itu adalah Kerajaan Purba Dasuha. Inilah Benang Merah yang Putus tersebut : 'Raja Tondang vs Tuan Parultop Ultop"
Ada 2 versi sejarah Tuan Pangultup-ultop mendapatkan Biji Padi, versi Pertama, mendapatkan Biji Padi dan Jagung dari tembolok burung Nanggordaha. Dan Versi Kedua Ia meminta bibit padi kepada salah satu keturunan Tondang yang sudah berhasil ...bercocok tanam. Tapi yg diakui di Kerajaan Purba adalah Versi yg Pertama.
Kedatangan Tuan Pangultop-ultop ke wilayah Purba awalnya dikarenakan kegemarannya menangkap burung yang kemudian mengantarkannya ke kawasan Purba. Kedatangannya tersebut berhadapan dengan Keturunan Tondang yang Ketika ia melihat bahwa Daerah tersebut adalah negeri yang subur, maka ia pun memohon kepada Raja Tondang untuk diberikan sebidang tanah. Tanah itu kelak ia tanami dengan biji padi dan jagung yang ia dapat dari tembolok burung itu.
Tapi Raja Tondang tidak serta merta memberikan langsung apa yg diinginkan tersebut. Jadi yg diberikan adalah Biji Padi yg kosong (kalau Padi disiangi atau ditampah, hasilnya berupa sisa-sisa yg berhamburan di tanah berarti yg sudah disortir berupa padi kosong), iru yg diberikan Raja Tondang kepada Tuan parultop Ultop. Tapi kenyataanya dari sekian bibit yg diberikan tsb ada juga yg menghasilkan Pohon Padi, walaupun hasilnya tidak seberapa. Dari Pohon yg tumbuh bagus dihasilkan bibit Padi untuk disemai kembali.
Ini jugalah yang menghantarkan Pangultop-ultop kepada kejayaan. Hasil panen yang melimpah dari sebidang tanah atas kebaikan raja itu, ia simpan di sebuah lumbung besar.
Suatu waktu muncullah masa paceklik yang mengakibatkan penduduk kewalahan mencari makanan. Mengetahui Pangultop-ultop memiliki banyak menyimpan padi dan jagung di lumbungnya, mereka pun lalu memintanya agar memberikan padi dan jagung yang selama itu ia kumpulkan.
Hanya saja, ia tak mau memberi jika mereka hanya memanggilnya dengan sebutan “oppung” (kakek atau orang yang dihormati), melainkan panggilan raja. “Jangan panggil aku oppung jika ingin mendapatkan padi dan jagung dari saya, tapi panggillah saya raja,” katanya.
Mereka pun memanggilnya demikian, yang lantas diketahui oleh Purba Dasuha (Waktu itu Daerah tsb masih Kerajaan Purba Dasuha). Merasa pengakuan terhadap dirinya terancam tidak diakui lagi, maka Purba Dasuha pun mengadakan pertemuan dengan Pangultop-ultop. “Jika kamu memang raja, maka buktikanlah,” katanya,
Hal ini kemudian dituruti Pangultop-ultop dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan Purba Dasuha. “Marbijah” (disumpahi) adalah prosesi yang menjadi langkah pembuktian itu. Segenggam tanah, air dan “appang-appang” (kulit kerbau) adalah medianya. Maka, Pangultop-ultop kembali ke tanah asalnya untuk mendapatkan ketiganya.
Segenggam tanah lalu ditabur, dilapisi appang-appang dan di sampingnya ditaruh air yang tertuang dalam tatabu (sejenis tempayan air yang terbuat dari kulit labu). Disaksikan oleh rakyat, lalu Pangultop-ultop bersumpah di hadapan Purba Dasuha dan para ulubalang, katanya, " ANGGO LANG TANOHKU NA HUHUNDULI ON JANAH BAHKU NA HUINUM ON" OMPUNG TA NAIBATA MA NA MANGUHUM (MATEI) A...HU" , bila ditranlate seperti : “jika tanah dan air yang aku duduki ini bukanlah milikku, maka sekarang juga aku matilah.” Pangultop-ultop pun kemudian meminun air itu.
Waktulah yang kemudian menjawab sumpah itu. Meski sudah melewati hari, minggu, bulan hingga tahun, namun Pangultop-ultop tidak mati—seperti lazimnya sebuah sumpah yang mengandung kebohongan maka maut adalah imbalannya. Dan waktu jugalah yang menentukan peralihan kekuasaan itu. “Kuakui, sekarang kamulah raja yang pantas memimpin Kerajaan Purba, sebab sumpahmu tak berbala,” kata Purba Dasuha kemudian.
Sejak saat itu Pangultop-ultop resmi diangkat menjadi raja, tepatnya pada 1624, yang lalu memimpin hingga 1648. Sedang raja terdahulu—Purba Dasuha—masih dianggap sebagai raja, hanya saja ia tidak lagi memerintah. Sebenarnya jika ditelaah, Pangultop-ultop dengan demikian sudah mempraktekkan politik kekuasaan, Pasalnya, tanah dan air serta appang-appang yang digunakan sebagai media sumpah dibawa sendiri olehnya dari tanah asalnya, sehingga memungkinkan ia selamat dari maut.”
Halomoan Tondang : Jadi Setelah Tuan Pangultup Ultop berkuasa karena menjadi raja, dan skit hatinya berupa dendam kepada Raja Tondang. Sudah dibayangkan Terjadilah Perang. Raja Purba berperang melawan Raja Tondang, tapi karena Raja Purba tidak bisa menembus Hutan Huta tanoh, maka Raja Tondang masih bertahan sampai sekarang. Jadi Kata Kunci adalah Meraka Berperang.
Guntur O R Tondang ‎@halomoan: di beberapa bait tadi saya baca ham menyatakan bahwa Tondang itu,, termaksud Purba Tondang..., terus bagaimana dengan surat kelahiran ham, apakah di tuliskan Purba Tondang,,,,, , beberapa waktu yang lalu saya bertanya terhadap orang tua dari ayah saya,, bahwa sanya Tondang itu bukan berarti Purba,,,, Purba Tondang belum pernah saya dengar dan pelajari,, tetapi kalau Tondang Hutatano dan Tondang Sihalpe sudah pernah saya pelajari,,, terima kasih,,, bani hita ganupan,,,, horasssssssssssssssssss
Waty Tondang klu menurt aq klu kt memang marga tondang ngak usah dibuat jd marga purba. seandainyapun itu dikatakan sama.
ARiythamora Mambahen-LuTu He-Tondang bg guntur.. Tondang ama purba itu sama bg. Dan TONDANG itu merupakan bangian dr purba.
Spt yg aku blg diatas, purba ai marbangian2 n ktlah salah satunya.

Bg alomo.. Tongon do gelah na huhathon ai bg??
Halomoan Tondang Sulit kalau sy sbg Tondang yg masih Naposo berani mengatakan seperti yg dikemukakan Botou Wati ini.
Halomoan Tondang Purba Tondang dipakai Tondang yg berada di Perantauan. Sejarah mencatat terbentuknya Kumpulan Tondang di Jakarta Raya dimulai oleh 3 orang Tondang yg berlatar belakang TNI yg ditugaskan di Jakarta, yakni : Bapak Tua Yosia (Am. Purnama/Op. Deborah), Bapak Saya dan Alm. Bapa Anggi Roni (Am. Lina), mereka memakai PURBA, lalu datang gelombang kedua : Si Kormel (Am. Robert) & Si Sirus (Am. Poltak) Mereka Juga memakai PURBA dan Datang yg lainnya mereka memakai PURBA. Lalu Mereka Membentuk Punguan Purba Tondang.
ARiythamora Mambahen-LuTu He-Tondang naha do pendptku na iatas ai bg?
Halomoan Tondang Kalau Pendapat sy, saya akan membenarkan Mereka yg memakai Tondang atau Purba Tondang Ataupun Purba doang.
ARiythamora Mambahen-LuTu He-Tondang sayapun sangat setuju dgn pendapat abg. Saya jgn akan membenarkan mereka yg memakai Tondang maupun Purba Tondang..

Ikha Bru Tambarmalem bener bgt itu eda,,, jangan buat prpecahan dgn membeda2kan Tondang dan Purba Tondang,, mariLah membangun persatuan diantara kita,, agar kita bsa membuktikn kalau Tondang itu Is the best,,,
ARiythamora Mambahen-LuTu He-Tondang : iyah eda. Kalau sempatlah di bilang Purba ama Tondang itu berbeda, bisa kacau nanti kita. Jgn2 ada pulak nanti Purba yg marsibuatan dgn Tondang karena ngak ngerti kalau Purba dan Tondang it sama.
Jd, kt jgn sempat membuat persepsi yg slh krn ntu bs berakibt fatal... bagi yg gag ngerti. Lang ai edakuu??
Ikha Bru Tambarmalem tongon tumang eda,,,,,, bahaya anggo soppat terjadi na sonai ai,, mudah2an hunjon hujanan boi roh dearni pangahapta ttg ai,,, anggap ja tu hanya perbedaan cara penulisan,,,
Waty Tondang ‎@ H. Tondang : maksudku bkn membedakan atw ku blg tondang itu beda dgn purba.
Waty Tondang misalnya klu aq kenalan ama org slalu aq blg tondang. tp byk org ngak ngerti tp aq jelasin itu sm dgn purba.
Halomoan Tondang Oke dehhh...!!!
Waty Tondang Penah jg aq berpikir klu kenaln ama org langsung blg aj purba. tp aq tetap lbh suka tondang. wlupun hrs capek menjlskan
Purba adalah marga dari Raja di kerajaan Banua Purba, salah satu kerajaan yang pernah ada di daerah Simalungun. Raja Purba memiliki keturunan: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siboro Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya.

Pada abad ke-18 ada beberapa marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap di Haranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora (kemungkinan Purba Sigulang Batu),Purba Manorsa (Purba manorsa adalah purba parhorbo yang asalnya dari Toba yaitu huta simamora nabolak terus merantau ke simanalungun) dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu. Sebagian orang percaya bahwa keturunan Simamora inilah yang menjadi leluhur marga Purba yang ada di daerah Simalungun. Keturunan Simamora ini menetap dan beranak cucu di daerah tersebut dan keturunannya dianggap sebagai orang Simalungun dan bukan lagi keturunan orang Toba (beda dengan Purba Sigulang Batu), yang menjadi leluhurnya. semakin lama keturunan Purba ini semakin banyak hingga jumlahnya menjadi lebih besar dari Purba Sigulang Batu yang tidak merantau ke tanah Simalungun.

2 comments:

Anonymous said...

@Halomoan Tondang.
Saya Purba Pak-Pak. tentang Tuan Pangultop-ultop (Raja Purba Pak-Pak)vs Raja Tondang yang anda ceritakan itu adalah folklore? atau ada sumber tertulisnya?

kalau dari saya, sumber yang valid adalah, benih tersebut didapat Raja Purba Pak-Pak dari Tembolok burung.

Unknown said...

Pak Halomoan Tondang, tulisan tentang prmnagian marga Simalungun dan Toba itu tulisan saya bukan tulisan Muhar Omtatok... tolong diperbaiki. Salam Masrul Purba.